Para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara yang datang mengunjungi tempat ini pasti tidak akan kecewa dengan keindahannya.
Wisata yang satu ini, dirancang oleh sang kreator Kota Tomohon, sekaligus owner Tuur Maasering Jeffri Hanny Polii.
Ketika bersua dengan wartawan Jepol (sapaan akrab Jeffri) mengatakan, pengelolaan dan pengembangan tempat wisata keluarga ini, akan lebih diarahkan kepada bentuk pelestarian nilai-nilai ekologi.
Hal itu, menurutnya dilakukan dan diorientasikan untuk memperkuat ketahanan pangan demi peningkatan kesejahteraan rakyat Kota Tomohon.
“Selain pesona keasrian hutan, para wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan langsung berbagai bentuk kearifan lokal, yang dilakukan masyarakat dalam mengelola hasil alam khususnya dari Pohon Enau (Seho-red) untuk menopang perekonomian rakyat petani,” ungkap Jeffri.
Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Tomohon itu mengatakan, Tuur Maasering, disiapkan untuk menjadi pusat gerakan perekonomian rakyat petani. “Tujuannya untuk mengoptimalkan kegiatan petani dengan spirit bekerja dari kebun,” bebernya.
Dikatakan, Tuur Maasering adalah karya dan kreativitas yang muncul secara murni dari rakyat petani Tomohon, sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan pangan yang bersumber dari hasil perkebunan.
“Artinya, jika elemen lain harus bekerja dari rumah atau dikenal dengan sebutan work from home, maka kami dan masyarakat petani harus tampil terdepan untuk bekerja dari kebun atau Work Form Garden. Ini sebagai bentuk keseimbangan sosial yang diwujudkan oleh masyarakat petani,” ujarnya.